Jumat, 01 Maret 2013

Pembuatan & Pembakuan Natrium Nitrit 0,1 N

Apabila telah tersedia larutan natrium nitrit 0,1 M, maka Anda dapat langsung melakukan pembakuan natrium nitrit. Namun demikian, apabila Anda belum memiliki larutan tersebut, maka hendaknya Anda membuat larutan tersebut terlebih dahulu, berikut caranya.

Cara Membuat Natrium Nitrit 0,1 M
larutkan 7,5 gram natrium nitrit P dalam air hingga 1000 mL

nitrimetri

Cara membakukan Natrium Nitrit 0,1 N
kurang lebih 400 mg asam sulfanilat p.a.--yang telah dikeringkan pada suhu 120oC sampai bobot tetap-- ditimbang seksama. masukkan asam sulfanilat ke dalam gelas piala, lalu tambahkan 200 mg natrium bikarbonat dan sedikit air, aduk hingga larut. encerkan dengan 100 mL air, tambahkan 10 mL asam klorida P. dinginkan larutan tersebut hingga suhunya kurang dari 15oC. tambahkan trepeolin 5 tetes dan metilen blue tiga tetes sebagai indikator dalam. titrasi pelan-pelan dengan natrium nitrit 0,1 M. selama titrasi dilakukan, suhu selalu dijaga agar tidak lebih dari 15oC. titrasi dihentikan apabila warnanya telah berubah dari ungu menjadi biru kehijauan atau apabila setetes larutan akan segera memberikan warna biru pada kertas kanji iodida.

reaksi pembentukan garam diazonium pada nitrimetri

Glutation

Glutation merupakan protein yang secara alami diproduksi di dalam tubuh. Glutation berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh dan regenerasi kulit. Tidak hanya itu, glutation juga berperan baik sebagai antioksidan dan antitoksin yang diproduksi oleh tubuh secara alami dan dapat diperoleh dari asupan makanan sehari-hari yang dikonsumsi.

struktur kimia glutation (C10H17N3O6S)

Dalam glutation, terdapat tiga asam amino yakni sistein, glutamat, dan glisin. Tanpa peran glutation, limfosit tidak akan menghasilkan antibodi untuk melawan infeksi bakteri dan virus.
 
Meningkatnya jumlah glutation di dalam tubuh ditandai dengan hal-hal berikut ini.
  1. kulit menjadi lebih kenyal
  2. kerutan pada kulit memudar dan berkurang
  3. warna kulit menjadi lebih cerah
  4. rambut dan kuku menjadi lebih sehat
  5. kulit menjadi lebih lembut
Menurunnya jumlah glutation di dalam tubuh dapat mengakibatkan berbagai penyakit, seperti :
  1. penyakit degenerasi, meliputi kepikunan, parkinson, tremor, dan lain-lain
  2. otot menjadi kaku
  3. kerontokan rambut
  4. bercak-bercak pada kulit
  5. kulit menjadi lebih kusam
Penurunan jumlah glutation dalam tubuh dapat disebabkan karena beberapa faktor, yaitu :
  1. pertambahan usia
  2. sering terpapar racun
  3. flu
  4. luka
  5. mengidap penyakit kronis
Adapun sumber utama glutation adalah asparagus, brokoli, alpukat, dan bayam.

sumber utama glutation

Kloramfenikol

  • Kloramfenikol merupakan antibiotik yang mempunyai aktifitas bakteriostatik dan pada dosis tinggi bersifat bakterisid. Aktivitas antibakterinya bekerja dengan menghambat sintesis protein dengan jalan meningkatkan ribosom subunit 50S yang merupakan langkah penting dalam pembentukan ikatan peptida. Kloramfenikol efektif terhadap bakteri aerob gram positif dan beberapa bakteri aerob gram negatif.
  • Kloramfenikol [1-(p-nirofenil)-2-diklorasetamido-1,3-propandiol] berasal dari Streptomyces venezuelae, Streptomyces phaeochromogenes, dan Streptomyces omiyamensis.

struktur kimia kloramfenikol
  •  Kloramfenikol berkhasiat untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh Salmonella thypi dan Salmonella parathypi. Namun demikian, kloramfenikol tidak aktif terhadap virus, jamur, dan protozoa.
  • Mekanisme Kerja Kloramfenikol adalah sebagai berikut.
  1.  bekerja menghambat sintesis protein bakteri
  2. obat dengan mudah masuk ke dalam sel melalui proses difusi terfasilitasi
  3. obat mengikat secara reversible unit ribosom 50S, sehingga mencegah ikatan asam amino yang mengandung ujung aminoasil t-RNA dengan salah satu tempat berikatannya di ribosom
  4. pembentukan ikatan peptida dihambat selama obat berikatan dengan ribosom
  5. kloramfenikol juga dapat menghambat sistesis protein mitokondria sel mamalia  karena ribosom mitokondria mirip dengan ribosom bakteri
  • Berikut adalah indikasi obat kloramfenikol.
  1. demam tifoid
  2. meningitis karena bakteri
  3. infeksi saluran urin
  4. penyakit riketsia
  5. infeksi anaerob
  6.  bruselosis

kloramfenikol dalan bentuk sediaan kapsul

  • Adapun efek samping dalam penggunaan obat kloramfenikol adalah sebagai berikut.
  1. reaksi hematologik berupa depresi sumsung tulang dan anemia aplastik
  2. reaksi saluran cerna yakni mual, muntah,  diare, glositis, dan enterokolitis
  3. sindrom gray
  4. menghambat fungsi penggabungan oksidase hepatik yang dapat mengakibatkan penghambatan metabolisme obat seperti walfarin, fenitonin, tolbutamin, dan klorporamid.
  • Kloramfenikol apabila diberikan pada anak usia di bawah satu tahun dapat menyebabkan penyakit kuning.

Walfarin

  • Walfarin adalah senyawa antikoagulan. Walfarin merupakan derivat (turunan) dari coumarin-- senyawa kimia yang secara alami ditemukan di banyak tanaman, terutama tanaman Galium odoratum (woodruff).

gambar tanaman woodruff
  • Awal mulanya, walfarin dipasarkan sebagai pestisida tikus. setelah beberapa tahun kemudian, walfarin diketahui efektif dan relatif aman untuk mencegah trombosis dan embolism-- ketidaknormalan dalampembentukan gumpalan darah.
struktur kimia Walfarin (C19H16O4)
  • Walfarin dan derivat coumarin lainnya dapat menurunkan kemampuan pembekuan darah dengan cara menghambat vitamin K epoxide reductase (VKOR). VKOR merupakan enzim yang mereduksi vitamin K apabila vitamin K tersebut telah teroksidasi dalam proses karboksilasi asam glutamat. Hal ini akan menyebabkan tidak terbentuknya vitamin K quinon. Padahal, vitamin K quinon dengan bantuan vitamin K quinon reduktase diperlukan untuk membentuk vitamin K hidroquinon. Akibatnya, terjadi gangguan koagulasi.
 
  •  Pada perkembangan selanjutnya, penggunaan obat walfarin (derivat coumarin) dikurangi karena adanya kesulitan untuk mengontrol dosis dan ketakutan bahwa obat tersebut akan menginduksi perdarahan.